Oksidasi Etanol Oleh Chrom (VI)
Yuni Makdalena Susanti, Widyanti Elwis, Fauzan Setiawan*
Jurusan Kimia, Fakultas Matematikadan IlmuPengetahuanAlam, Universitas Negeri Padang (UNP) Jln. Prof. Dr.Hamka Air Tawar Padang, IndonesiaTelp. 0751 7057420
*xxxxx@gmail.com
Abstrak — Pada eksperimen ini akan ditentukan orde reaksi dan konstanta laju dari reaksi oksidasi etanol menjadi asam asetat oleh chrom (VI). Metode yang digunakan dalam eksperimen ini adalah menentukan orde reaksi dan konstanta laju melalui perubahan konsentrasi dari chrom (VI) yang bereaksi dengan etanol. Bahan yang digunakan dalam eksperimen ini adalah etanol (96%), larutan KI (3%), larutan Na2S2O3, larutan kanji 2%, larutan K2Cr2O7 4N, dan larutan HCl 11,6 M. Untuk menentukan perubahan konsentrasi dari chrom (VI) digunakan titran yaitu larutan Na2S2O3, larutan KI, serta indikator kanji sebagai penentu titik akhir titrasi. Sebelum digunakan larutan Na2S2O3 distandarisasi terlebih dahulu. Dari proses standarisasi diperoleh konsentrasi Na2S2O3 adalah 9,371.10-3M. Berdasarkan hasi eksperimen diketahui bahwa orde reaksi dari reaksi tersebut adalah 3,1 dan konstanta laju dari reaksi tersebut adalah 1,29445.104.
Kata kunci: laju reaksi, orde reaksi, reaksi oksidasi, konsentrasi Chrom (VI)
I. PENGANTAR
Etanol (CH3CH2OH) dapat dioksidasi menjadi asam asetat (CH3COOH). Dalam percobaan ini zat pengoksidasi yang digunakan adalah Cr(VI) dalam bentuk CrO3Cl- yang disiapkan dengan melarutkan kalium bikarbonat (K2Cr2O4) dalam asam klorida, yang menjadi:
Cr2O72- + 2H3O+ + 2Cl- 2CrO3Cl- + 3H2O
Dalam oksidasi etanol oleh CrO3Cl-, atom Cr dalam mengalami reduksi dari Cr(VI) menjadi Cr(III), menurut reaksi:
12H3O+ + 3CH3CH2OH + 4CrO3Cl- 3 CH3COOH + 4Cr3+ + 4Cl- + 21H2O
Hukum laju reaksi oksidasi etanol oleh chrom tersebut dapat ditulis
r = k [H3O]x[CH3CH2OH]y[Cr(VI)]z
jika konsentrasi asam klorida dan etanol jauh lebih besar dari konsentrasi Cr(VI)
12H3O+ + 3CH3CH2OH + 4CrO3Cl-
Maka selama reaksi, perubahan konsentrasi asam klorida dan etanol relatif kecil atau mendekati konstan. Bila konsentrasi kedua reaktan tersebut mendekati konstan, maka laju reaksi menjadi
r = k’ [Cr(VI)]z
dengan
k’ = k [Cr(VI)]z
ln r = ln k’ + z ln [Cr(VI)]
Persamaan ini menunjukkan bahwa, jika konsentrasi asam klorida dan etanol konstan selama reaksi, maka pengaruh perubaha konsentrasi Cr(VI) terhadap laju reaksi (r) dapat ditentukan tanpa mempertimbangkan dua reaktan lain.
Persamaan 5 merupakan persamaan linear (y = ax + b) dengan ln r sebagai y dan ln [Cr(VI)] sebagai x serta z sebagai slope (tg a) dan ln k’ sebagai b. Jika dalam percobaan didapat data r dan [Cr(VI)] maka dengan cara grafik atau regresi dapat ditentukan nilai z. Nilai z inilah yang menjadi tujuan percobaan ini.
Yang jadi masalah adalah menentukan nilai r pada satiap waktu, karena tidak dapat diukur langsung, tetapi didapat dari grafik pasangan [Cr(VI)] dan waktu (t), yaitu [Cr(VI)] sebagai sumbu y dan waktu sebagai sumbu x.
Mula-mula dapatkan titik sebanyak jumlah percobaan, misalkan ada 4 percobaan maka akan ada 4 pasangan data dan didapat 4 titik. [1]
Alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton. Sebagai contoh, jika alkohol sekunder, propan-2-ol, dipanaskan dengan larutan natrium atau kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer, maka akan terbentuk propanon. [2]
Alkohol-alkohol tersier tidak dapat dioksidasi oleh natrium atau kalium dikromat(VI). Bahkan tidak ada reaksi yang terjadi.
Jika anda memperhatikan apa yang terjadi dengan alkohol primer dan sekunder, anda akan melibat bahwa agen pengoksidasi melepaskan hidrogen dari gugus -OH, dan sebuah atom hidrogen dari atom karbon terikat pada gugus -OH. Alkohol tersier tidak memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada atom karbon tersebut. [3]
Agen pengoksidasi yang digunakan pada reaksi-reaksi Oksidasi jenis-jenis alkohol (primer, sekunder dan tersier) biasanya adalah sebuah larutan natrium atau kalium dikromat(V)) yang diasamkan dengan asam sulfat encer. Jika oksidasi terjadi, larutan orange yang mengandung ion-ion dikromat(VI) direduksi menjadi sebuah larutan hijau yang mengandung ion-ion kromium(III). [4]
Dalam sistem tertutup yang konstan, laju reaksi didefinisikan secara sederhana sebagai perubahan konsentrasi dari reaktan atau prodduk dalam setiap satuan waktu. Namun ,laju reaksi juga dapat diketahui melalui perubahan muatan,perubahan sudut putar ataupun perubahan indeks bias yang di lakukan melalui analisa fisik. [5]
Kromium (II) bersifat meredduksi,kromium (III)sangat stabil dan penting, dan kromium (VI) bersifat sangat mengoksiddasi. Kromium muddah larut ddalam HCl ,H2SO4,dan HclO4 tetapi menjadi oleh HNO3 . [6]
DOWNLOAD FILE ARTIKEL ----> >>> KLIK DISINI <<<