Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

24 Maret 2017

LAPORAN PRAKTIKUM | PERSAMAAN ARRHENIUS DAN EKSTRAKSI PELARUT

PERSAMAAN ARHENIUS DAN EKSTRAKSI PELARUT
Yuni Makdalena Susanti, Fauzan Setiawan, Widyanti Elwis*
Jurusan Kimia, Fakultas Matematikadan IlmuPengetahuanAlam, UniversitasNegeri Padang Jln. Prof. Dr.Hamka Air Tawar Padang, IndonesiaTelp. 0751 7057420
* xxxxx@gmail.com

Abstrak — Ekperimen persamaan Arrhenius dan energi aktivasi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi dan untuk menentukan energi aktivasi dengan menggunakan persamaan Arrhenius. Praktikum ini dilakukan menggunakan larutan S2O8 5 ml dan 5 ml air dalam tabung 1 serta larutan KI 10 ml, Na2S2O3 1 ml dan 1 ml amilum dalam tabung 2, kemudian kedua tabung reaksi tersebut diletakkan dalam gelas piala 600 ml yang berisi air yang disesuaikan dengan suhu pengamatan, sampai masing-masing tabung 1 dan tabung 2 suhunya sama sesuai dengan suhu pengamatan yaitu suhu 0ºC, 10ºC, 20ºC, 30ºC dan 40ºC kemudian mengukur suhu masing-masing tabung diusahakan suhu kedua tabung tersebut sama. Selanjutnya mengukur waktu reaksi dan suhunya ketika kedua larutan dicampurkan sampai terbentuk larutan berwarna biru untuk pertama kalinya. Data yang diperoleh berupa suhu campuran, rerata suhu dan waktu reaksi.Grafik yang diperoleh dari hasil percobaan ini didapatkan grafik linier yang mengggambarkan hubungan antara ln K dengan 1/T dengan persamaanya = 19.20x + 2.31.Dari pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh Ea = 19.20 kJ/mol. Dari hasil percobaan disimpulkan bahwa semakin suhunya naik maka waktu yang diperlukan untuk bereaksi adalah semakin sedikit atau suhu berbanding terbalik dengan waktu. Temperatur berpengaruh pada laju reaksi, jika suhu semakin tinggi maka laju reaksi akan semakin cepat.
Kata kunci: Energi aktivasi; persamaan Arrhenius; Laju reaksi

I. PENGANTAR
    Proses untuk mencapai keadaan transisi kompleks membutuhkan energi yang disuplai dari luar sistem. Energi inilah yang disebut dengan energi aktivasi (dalam kimia, disebut juga sebagai energi permulaan).Pada reaksi endoterm ataupun eksoterm, keduanya memiliki energi aktivasi yang positif, karena keadaan transisi kompleks memiliki tingkat energi yang lebih tinggi dari reaktan.(Castellan : 1982)

    Energi aktivasi adalah energi minimum yang dibutuhkan oleh suatu reaksi kimia agar dapat berlangsung. Energi aktivasi memiliki simbol Ea dengan E menotasikan energi dan a yang ditulis subscribe menotasikan aktivasi. Kata aktivasi memiliki makna bahwa suatu reaksi kimia membutuhkan tambahan energi untuk dapat berlangsung.(Vogel,1994)

    Dalam reaksi endoterm, energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan dan sebagainya disuplai dari luar sistem.Pada reaksi eksoterm, yang membebaskan energi, ternyata juga membutuhkan suplai energi dari luar untuk mengaktifkan reaksi tersebut.(Atkins,1999).

    Dalam kinetika, suatu reaksi berlangsung melalui beberapa tahap.Diawali dengan tumbukan antar partikel reaktan. Setelah reaktan bertumbukan, maka akan terjadi penyusunan ulang ikatan dalam senyawa reaktan menjadi susunan ikatan yang berbeda ( membentuk senyawa produk ). (Vogel : 1994)

Beberapa faktor yang mempengaruhi energi aktivasi adalah sebagai berikut :
1. Suhu
Fraksi molekul-molekul mampu untuk bereaksi dua kali lipat dengan peningkatan suhu sebesar 10oC.Hal ini menyebabkan laju reaksi berlipat ganda.
2. Faktor frekuensi
Dalam persamaan ini kurang lebih konstan untuk perubahan suhu yang kecil. Perlu dilihat bagaimana perubahan energi dari fraksi molekul sama atau lebih dari energi aktivasi.
3. Katalis
Katalis akan menyediakan rute agar reaksi berlangsung dengan energi aktivasi yang lebih renah. (Castellan : 1982)

    Pada dasarnya diketahui bahwa laju reaksi sangat dipengaruhi oleh suhu. Dalam model Arrhenius suhu merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap penurunan mutu produk pangan. Semakin tinggi suhu, maka akan semakin tinggi pula laju reaksi, dengan kata lain semakin tinggi T maka akan semakin tinggi pula nilai k. Hubungan ini berdasarkan pada teori aktivasi, bahwa suatu reaksi perubahan akan mulai berlangsung jika diberikan sejumlah energi minimum yang disebut sebagai energi aktivasi (Ea). (Martono et al. 2011).


.
.
DOWNLOAD FILE ARTIKEL* -----> >> KLIK DISINI <<
.
.

0 komentar:

Posting Komentar