Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

31 Maret 2017

LAPORAN PRAKTIKUM | LAJU REAKSI BERKESUDAHAN

LAJU REAKSI BERKESUDAHAN
Yuni Makdalena Susanti, Fauzan Setiawan, Widyanti Elwis*
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang (UNP) Jln. Prof. Dr.Hamka Air Tawar Padang, IndonesiaTelp. 0751 7057420
* xxxxxxxxx@gmail.com

Abstrak— Pada eksperimen ini akan dilakukan penentuan orde reaksi dan hukum laju reaksi dari reaksi oksidasi H2O2 oleh KI dalam suasana asam. Tujuan dari eksperimen ini adalah untuk mengetahui hukum laju serta orde pereaksi dari reaksi berkesudahan. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah H2O2 pekat, larutan KI 0,2 M, larutan kanji 2%, larutan Na2S2O3 0,03 M, larutan Buffer D dengan pH 4,7, dan larutan Buffer E dengan pH 5,0. Metode yang dilakukan adalah dengan mengatur konsentrasi dari pereaksi yang akan ditentukan orde reaksinya berubah dan konsentrasi pereaksi lainnya dalam keadaan konstan. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa orde reaksi H2O2 adalah 1,66, H3O+ adalah 1,578dan I- adalah 0,956.Nilai kontanta laju reaksi tersebut adalah 0,055 dan hukum laju reaksi nya adalah [ ] [ ]
Kata kunci: laju reaksi, orde reaksi, reaksi berkesudahan,

I. PENGANTAR
    Laju reaksi merupakan pristiwa perubahan konsentrasi reaktan atau produk dalam satuan waktu. Laju reaksi juga dapat dinyatakan sebagai suatu laju terhadap berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi. Konstanta laju reaksi merupakan laju reaksi bila konstanta dari masing-masing jenis larutan (Keenan, dkk, 1984).
    Kecepatan laju reaksi yang berbanding lurus terhadap konsentrasi dengan satu atau dua pengikut berpangkat dua akan disebutkan sesuai jumlah pangkat. Reaksi disebut bertingkat tiga bila kecepatan reaksinya berbanding lurus dengan konsentrasi tiga pengikut. Biasanya laju reaksi tidak bergantung pada orde reaksi, suatu reaksi yang merupakan proses satu tahap didefenisikan dengan bedasarkan reaksinya yaitu reaksi dasar (Bird, 2003).
    Berdasarkan teori tumbukkan yang menyatakan bahwa sebelum terjadinya reaksi molekul pereaksi haruslah molekulnya saling bertumbukkan, sehingga sebagian molekul pada tumbukkan ini akan membentuk suatu molekul-molekul ynag akan mampu bersifat mengaktifasikan diri secara langsung. Molekul tersebut kemudian berubah menjadi hasil reaksi agar pereaksi dapat membentuk kompleks yang akan aktif. Walaupun demikian, namun molekul-molekul ini akan hanya mempunyai energi minimum yang disebut energi aktivasi (Sukardjo, 2002).
    Hukum laju reaksi merupakan suatu bentuk persamaan yang menyatakan laju reaksi sebagta fungsi dari konsentrasi semua spesies yang ada termasuk produk-produk yang dihasilkan dalam reaksi tersebut. Hukum laju mempunyai dua penerapan utama, yaitu penerapan teoritis yang merupakan pemandu dalam mekanisme reaksi, sedangkan penerapan praktiknya akan dilakukan setelah mengetahui hukum laju reaksi dan konstanta lajunya (Atkins, 1996).

Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu laju reksi adalah sebagai berikut, yaitu
1. Konsentrasi pereaksi
Meningkatnya konsentrasi akan menyebabkan laju reaksi semakin cepat, hal tersebut dikarenakan tumbukan akan semakin besar akibat konsentrasi yang besar, sehingga laju reaksi meningkat.
2. Suhu
Suhu tinggi dapat meningkatkan laju reaksi, hal tersebut dikarenakan partikel yang semakin aktif bergerak akibat suhu tinggi dari larutan akibatnya konsentrasi juga meningkat.
3. Tekanan
Penambahan tekanan akan memperkecil volume, sehingga dapat memperbear konsentrasi akibat volume menurun sehingga laju reaksi akan meningkat.
4. Katalis
Katalis dapat mempercepat laju reaksi dengan cara bereaksi terhadap larutan, dikarenakan katalis dapat mempercepat reaksi kimia sehingga laju reaksi yang ditambahkan katalis dapat meningkatkan laju reaksi. (Dogra, 1990).

DOWNLOAD FULL ARTIKEL ----> >>> KLIK DISINI <<<

24 Maret 2017

LAPORAN PRAKTIKUM | PERSAMAAN ARRHENIUS DAN EKSTRAKSI PELARUT

PERSAMAAN ARHENIUS DAN EKSTRAKSI PELARUT
Yuni Makdalena Susanti, Fauzan Setiawan, Widyanti Elwis*
Jurusan Kimia, Fakultas Matematikadan IlmuPengetahuanAlam, UniversitasNegeri Padang Jln. Prof. Dr.Hamka Air Tawar Padang, IndonesiaTelp. 0751 7057420
* xxxxx@gmail.com

Abstrak — Ekperimen persamaan Arrhenius dan energi aktivasi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi dan untuk menentukan energi aktivasi dengan menggunakan persamaan Arrhenius. Praktikum ini dilakukan menggunakan larutan S2O8 5 ml dan 5 ml air dalam tabung 1 serta larutan KI 10 ml, Na2S2O3 1 ml dan 1 ml amilum dalam tabung 2, kemudian kedua tabung reaksi tersebut diletakkan dalam gelas piala 600 ml yang berisi air yang disesuaikan dengan suhu pengamatan, sampai masing-masing tabung 1 dan tabung 2 suhunya sama sesuai dengan suhu pengamatan yaitu suhu 0ºC, 10ºC, 20ºC, 30ºC dan 40ºC kemudian mengukur suhu masing-masing tabung diusahakan suhu kedua tabung tersebut sama. Selanjutnya mengukur waktu reaksi dan suhunya ketika kedua larutan dicampurkan sampai terbentuk larutan berwarna biru untuk pertama kalinya. Data yang diperoleh berupa suhu campuran, rerata suhu dan waktu reaksi.Grafik yang diperoleh dari hasil percobaan ini didapatkan grafik linier yang mengggambarkan hubungan antara ln K dengan 1/T dengan persamaanya = 19.20x + 2.31.Dari pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh Ea = 19.20 kJ/mol. Dari hasil percobaan disimpulkan bahwa semakin suhunya naik maka waktu yang diperlukan untuk bereaksi adalah semakin sedikit atau suhu berbanding terbalik dengan waktu. Temperatur berpengaruh pada laju reaksi, jika suhu semakin tinggi maka laju reaksi akan semakin cepat.
Kata kunci: Energi aktivasi; persamaan Arrhenius; Laju reaksi

I. PENGANTAR
    Proses untuk mencapai keadaan transisi kompleks membutuhkan energi yang disuplai dari luar sistem. Energi inilah yang disebut dengan energi aktivasi (dalam kimia, disebut juga sebagai energi permulaan).Pada reaksi endoterm ataupun eksoterm, keduanya memiliki energi aktivasi yang positif, karena keadaan transisi kompleks memiliki tingkat energi yang lebih tinggi dari reaktan.(Castellan : 1982)

    Energi aktivasi adalah energi minimum yang dibutuhkan oleh suatu reaksi kimia agar dapat berlangsung. Energi aktivasi memiliki simbol Ea dengan E menotasikan energi dan a yang ditulis subscribe menotasikan aktivasi. Kata aktivasi memiliki makna bahwa suatu reaksi kimia membutuhkan tambahan energi untuk dapat berlangsung.(Vogel,1994)

    Dalam reaksi endoterm, energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan dan sebagainya disuplai dari luar sistem.Pada reaksi eksoterm, yang membebaskan energi, ternyata juga membutuhkan suplai energi dari luar untuk mengaktifkan reaksi tersebut.(Atkins,1999).

    Dalam kinetika, suatu reaksi berlangsung melalui beberapa tahap.Diawali dengan tumbukan antar partikel reaktan. Setelah reaktan bertumbukan, maka akan terjadi penyusunan ulang ikatan dalam senyawa reaktan menjadi susunan ikatan yang berbeda ( membentuk senyawa produk ). (Vogel : 1994)

Beberapa faktor yang mempengaruhi energi aktivasi adalah sebagai berikut :
1. Suhu
Fraksi molekul-molekul mampu untuk bereaksi dua kali lipat dengan peningkatan suhu sebesar 10oC.Hal ini menyebabkan laju reaksi berlipat ganda.
2. Faktor frekuensi
Dalam persamaan ini kurang lebih konstan untuk perubahan suhu yang kecil. Perlu dilihat bagaimana perubahan energi dari fraksi molekul sama atau lebih dari energi aktivasi.
3. Katalis
Katalis akan menyediakan rute agar reaksi berlangsung dengan energi aktivasi yang lebih renah. (Castellan : 1982)

    Pada dasarnya diketahui bahwa laju reaksi sangat dipengaruhi oleh suhu. Dalam model Arrhenius suhu merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap penurunan mutu produk pangan. Semakin tinggi suhu, maka akan semakin tinggi pula laju reaksi, dengan kata lain semakin tinggi T maka akan semakin tinggi pula nilai k. Hubungan ini berdasarkan pada teori aktivasi, bahwa suatu reaksi perubahan akan mulai berlangsung jika diberikan sejumlah energi minimum yang disebut sebagai energi aktivasi (Ea). (Martono et al. 2011).


.
.
DOWNLOAD FILE ARTIKEL* -----> >> KLIK DISINI <<
.
.

LAPORAN PRAKTIKUM | PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KOROSI

PERANAN LINGKUNGAN TERHADAP KOROSI 
Yuni Makdalena Susanti, Widyanti Elwis, Fauzan Setiawan* 
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang (UNP) 
Jln. Prof. Dr.Hamka Air Tawar Padang, IndonesiaTelp. 0751 7057420 
* xxxxxx@gmail.com 

Abstrak — Korosi adalah proses suatu logam mengalami reaksi oksidasi di udara bebas. Korosi juga merupakan reaksi redoks antara logam dengan zat yang ada di sekitarnya dan menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki. Senyawa tersebut biasanya berupa oksida logam atau logam karbonat. Pada experimental mengenai pengaruh lingkungan terhadap korosi ini yang mana bertujuan untuk memperlihatkan peranan lingkungan sekitar dalam proses korosi. Pada experimental ini digunakan metode berupa proses korosi yang terjadi pada media yang digunakan yaitu paku pada keadaan lingkungan yang berbeda-beda. Dari hasil experimental yang dilakukan pada suasana dimana paku dibiarkan berkontak langsung dengan udara dan dengan paku direndam dalam air biasa maupun air yang didihkan mengalami pengkorosian yang lebih cepat dibandingkan dengan suasana yang lainnya Kata kunci: Korosi, paku. lingkungan

 I. PENGANTAR 
    Korosi adalah proses suatu logam mengalami reaksi oksidasi di udara bebas. Korosi juga merupakan reaksi redoks antara logam dengan zat yang ada di sekitarnya dan menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki. Senyawa tersebut biasanya berupa oksida logam atau logam karbonat Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi. Sebagian orang mengartikan korosi sebagai karat, yakni sesuatu yang hampir dianggap sebagai musuh umum masyarakat. Karat (rust) adalah sebutan yang belakangan ini hanya dikhususkan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam.Walaupun besi bukan logam pertama yang dimanfaatkan oleh manusia, tidak perlu diingkari bahwa logam itu paling banyak digunakan, dan karena itu, paling awal menimbulkan masalah korosi serius. Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sinonim (Chamberlain, 1991). 

    Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron antara pereaksi, yang menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya, istilah oksidasi diterapkan untuk prosesproses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian pengangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut dengan oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi lain dimana baiik oksigen maupun hidrogen yang tidak ambil bagian belum bisa dikelompokkan sebagai oksidasi atau reduksi sebelum definisi oksidasi dan reduksi yang paling umum, yang didasarkan pada pelepasan dan pengambilan elektron, disusun orang (Svehla, 1990). 
    
    Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan pendek dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan lainnya sebagai anoda, dan rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran electron menuju besi itu sendiri. Sel elektrokimia terbentuk pada bagian logam dimana terdapat pengotor atau di daerah yang terkena tekanan (Oxtoby, dkk., 1999). Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Ia melebur pada suhu 1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silsida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Berbeda dengan tembaga, tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Melebur pada 1038oC. Karena potensial elektroda standarnya positif, ia tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit (Svehla, 1990).

DOWNLOAD FILE ARTIKEL ----> >>> KLIK DISINI <<<

03 Maret 2017

KIMIA FISIKA 2 | JALAN BEBAS RATA-RATA DAN SIFAT-SIFAT TRANSFOR DARI GAS

KIMIA FISIKA 2


MATERI RINGKAS TENTANG 
- JALAN BEBAS RATA-RATA
- SIFAT-SIFAT TRANSFOR DARI GAS
         a. VISKOSITAS
         b. EFUSI
         c. HANTARAN TERMAL

BISA DIDOWNLOAD >>DISINI<<



sebelum baca... harap pake kacamata... hehehe
maaf kalo ga jelas tulisannya