Notula
Diskusi
Hari :
Kamis
Tanggal :
10 April 2014
Pukul :
13:00 WIB – 14:00 WIB
Tempat :
SMAN2 Kota Sungai Penuh
Topik :
Selfie dan Narsis
Moderator :
Husnia Febri Amalia
Pembicara I : Nurul Aulia
Pembicara II : Muni Fatuzzahroh
Pembicara III : Nova Delavita
Notulis :
Fauzan Setiawan
Peserta :
Siswa – Siswi XI IPA Unggul SMAN 2 Kota Sungai Penuh
Kesimpulan :
Perilaku selfie adalah menciptakan keseimbangan
dan membuat pikirannya terbuka dan keuntungan yang lain adalah bila perilaku selfie
dilakukan dengan benar secara tidak langsung dapat memperbaiki kondisi
psikologis seseorang. Sebenarnya selfie tidaklah terlalu
berbahaya jika bijak dalam pembuatan dan penggunaannya. Selfie jika dilakukan
sendiri memang tidak akan menularkan penyakit apapun namun yang harus
diperhatikan adalah masalah privasi. Karena jika sebuah foto atau video sudah
di upload ke internet serta tersebar luas dan kita bisa menghapusnya sendiri
namun orang lain masih bisa melihatnya atau menyimpannya.
Pertanyaan :
1.
Apa-apa saja dampak positif dari
selfie dan mengapa kebanyakan orang bisa kecanduan selfie ? (Endah Tri Wahyuni,
Kelompok IV)
2.
Mengapa beberapa dampak dari
selfie bisa terjadi serta jelaskan ! (Ainun Niza, Kelompok V)
3.
Jelaskan asal mula terjadinya
selfie di Indonesia ! (Wendi Alan Meihendra, Kelompok VI)
4.
Mengapa banyak sekali remaja yang
terpengaruh dengan tren foto selfie ? (Nora Yurmanita, Kelompok II)
5.
Gangguan jiwa yang seperti apa
yang menunjukkan dampak yang melakukan selfie ? (Febrima Cahyani, Kelompok III)
Jawaban :
1.
Salah satu dampak
positif dari selfie adalah dapat meningkatkan kepercayaan diri serta dapat
meluapkan emosi bagi yang melakukan selfie tersebut. Kebanyakan orang bisa
kecanduan selfie adalah dengan adanya dorongan dari orang lain untuk melakukan
selfie, kemajuan teknologi serta melihat foto-foto selfie dari pengguna lain
yang telah di upload ke beberapa jejaring sosial seperti Facebook, Twitter.
2.
Dampak Selfie
A) Selfie mempercepat penyebaran
kutu rambut. Kutu rambut selalu
identik dengan anak kecil atau remaja yang tinggal di pedesaan atau dari
golongan ekonomi lemah. Namun faktanya, di negara maju seperti Amerika kasus
kutu rambut juga ada. Bahkan konon menurut riset pakar kutu disana
menemukan bahwa remaja dengan kutu rambut meningkat jumlahnya akibat berfoto
selfie bersama. Tidak heran karena foto selfie kebanyakan harus menempelkan
kepala masing – masing untuk muat di frame. B) Selfie
mempercepat penyebaran penyakit kulit. Selain penyebaran
kutu rambut, karena terjadi sentuhan kulit maka dimungkinkan juga penyebaran
penyakit kulit. C) Selfie Membahayakan Jiwa
Pada kasus narsis
tingkat lanjut menunjukkan bahwa pose dengan latar belakang standar saja tidak
cukup. Mereka akan mencari tempat – tempat yang ekstrim untuk sekedar berfoto.
3.
Dalam sejarah, awal
penggunaan kata selfie terjadi pada tahun 2002. Kata ini pertama kali
muncul dalam sebuah forum Internet Australia (ABC Online)
pada 13 September 2002. Menurut sejarah, mengabadikan diri sendiri dengan perangkat
elektronik atau dalam bahasa Inggris dinamakan self-portrait atau disingkat
selfie, dilakukan pertama kali oleh seseorang bern a m a R o b e r t Cornelius
p a d a t a h u n 1839. Ketika kamera polaroid sedang menjadi salah satu tren
di era 1970-an, seorang bernama Andy Warhol juga pernah melakukan selfie dan
hal tersebut tercatat sebagai selfie kedua dalam sejarah. Kini, di era
teknologi serba maju, perangkat hi-tech beredar di mana-mana sekaligus portable
device dengan fitur kamera, seperti smartphone, phablet dan tablet
menjadi satu hal yang umum, aksi selfie ini semakin sering dijumpai. Bahkan
ketika internet dan jejaring sosial meraih popularitasnya dalam beberapa tahun
terakhir, fotofoto selfie juga sering beredar luas serta dijadikan cover atau
profile picture seseorang dalam account jejaring sosial mereka.
4.
Banyak remaja yang
terpengaruh dengan foto selfie karena beberapa remaja salah satunya adalah kaum
wanita bisa meluapkan emosi mereka dan dapat meningkatkan kepercayaan diri.
Contoh dari foto selfie adalah dapat memutihkan wajah tanpa harus di edit
dengan aplikasi lain dan juga dapat menghilangkan noda-noda yang ada pada wajah
seperti jerawat dan sebagainya, dan mereka menganggap lebih cantik dan menarik
dari pada yang lain.
5.
Gangguan jiwa ini
bukan berarti gangguan jiwa bagi pengguna selfie namun orang-orang yang melihat
foto-foto selfie itu lah yang menganggap bahwa yang terkena gangguan jiwa melakukan foto selfie namun sebenarnya yang
melakukan foto selfie itu tidak terkena gangguan jiwa dan hanya membuat
sensasi-sensasi belaka. Contohnya foto di tempat tinggi seperti di gedung
tinggi dan sebagainya, orang lain menganggap hal itu dapat membahayakan jiwa si
pelaku dan menganggap bahwa yang melakukan foto selfie itu terkena gangguan
jiwa.
0 komentar:
Posting Komentar