Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

03 Februari 2018

MAKALAH ANALISA KANDUNGAN LOGAM PADA RAMBUT DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM (SSA)




Logam berat merupakan logam yang mempunyai massa jenis lebih dari 5 g/cm3 terletak di sudut kanan bawah sistem periodik. Logam yang termasuk ke dalam golongan tersebut adalah kromium (Cr), tembaga (Cu), besi(Fe), mangan (Mn), nikel (Ni), timbal (Pb) dan seng (Zn) (Firdaus. 2011). Logam berat jarang sekali berbentuk atom sendiri di dalam air, tetapi biasanya terikat oleh senyawa lain sehingga berbentuk molekul. Logam berat merupakan senyawa kimia yang berpotensi menimbulkan masalah pencemaran lingkungan.Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat dibagi menjadi dua jenis yaitu logam berat esensial dan logam berat yang tidak esensial (beracun).
Keberadaan logam berat esensial dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh setiap organisme hidup, seperti antara lain Seng (Zn), Tembaga (Cu), Besi (Fe), Kobalt (Co) dan Mangan (Mn). Sebaliknya, keberadaan logam berat tidak esensial dalam tubuh organisme hidup dapat bersifat racun, seprti logam Merkuri (Hg), Cadmium (Cd), Timbal (Pb), Kromium (Cr) dan lain-lain. Logam berat esensial meskipun dibutuhkan oleh setiap organisme hidup, namundalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun (Rahman, 2014 :13).
Penentuan tingkat konsentrasi logam-logam Pb, Fe dan Zn antara lain dapat ditentukan dengan cuplikan rambut, karena dalam tubuh manusia, logam-logam Pb, Fe dan Zn dalam bentuk anorganik terdistribusi dalam jaringan lunak terutama ginjal dan hati, kemudian akan mengalami redistribusi ke dalam tulang, gigi, dan rambut. Disamping itu cuplikan rambut mempunyai beberapa keunggulan karena lebih mencerminkan tingkat kontaminasi dalam jangka waktu yang lama.Mengingat alasan tersebut rambut lebih banyak digunakan sebagai indikator akumulasi logam-logam berat, selanjutnya rambut secara unik dapatdigunakan untuk rnembedakan kontaminasi internal dan kontaminasi ekste:rnal. Rambut bagian dalam yang selalu tertutup oleh pakaian hanya akanmencerminkan kontarninasi secara internal, sedangkan rambut kepala menunjukkan kontaminasi internal dan eksternal.

Timbal adalah logam lunak berwarna abu-abu kebiruan mengkilat sertamudah dimurnikan dari pertambangan. Timbal meleleh pada suhu 328ºC (662º F); titik didih 1740º C (3164º F); dan memiliki gravitasi 11,34 dengan berat atom 207,20 (Widowati dkk..2008). Timbal terdapat dalam air dengan bilangan oksidasi +2, dan dikeluarkan oleh sejumlah industri dan pertambangan.Timbal yang berasal dari bahan bakar bertimbal merupakan sumber utama dari timbal di atmosfer dan daratan yang kemudian dapat masuk ke perairan alami. Timbal yang berasal dari batuan kapur dan galena (PbS) merupakan sumber timbal pada perairan alami (Achmad, 2004).
Banyak industri yang menjadi sumber pencemaran timbal (Pb) karena menggunakan timbal atau persenyawaannya sebagai bahan baku diantaranya dalam industri pengolahan biji timbal dan biji logam lainnya yang mengandung timbal seperti pabrik baterai dan pabrik amunisi. Asap kendaraan yang menggunakan bensin sebagai bahan bakar merupakan sumber utama pencemaran timbal. Tetra Etil Lead (TEL) merupakan cairan tidak berwarna, stabil, beraroma kuat, tidak terdekomposisi oleh air dan sangat beracun merupakan bahantambahan yang berfungsi sebagai antiknocking pada bahan bakar kendaraan bermotor (Anggraini, 2014).
          Kendaraan bermotor yang mengggunakan bensin sebagai bahan bakar melepaskan timbal sekitar 1 juta kg per tahun.Timbal di udara yang berasal dari bahan bakar yang dalam pembakarannya melepaskan timbal oksida berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.Debu timbal juga dapat mengkontaminasi tanah pertanian dan dapat mengkontaminasi sumber air. Debu timbal (Pb) menempel di pintu atau jendela yang dapat terhirup ke dalam saluran pernapasan dan mask ke dalam mulut. Konsentrasi timbal dilingkungan tergantung pada tingkat aktivitas manusia misalnya di daerah industri, di jalan raya dan tempat pembuangan sampah.Karena Pb banyak ditemukan diberbagai lingkungan maka timbal dapat memasuki tubuh melalui udara, air minum, makanan dan tanah pertanian. Konsentrasi timbal yang tinggi (100-1000 ppm) akan mengakibatkan pengaruh toksik pada proses fotosintesis dan pertumbuhan (Widaningrum dkk, 2007).
.
.
.
.
.
.