Logam berat merupakan logam yang mempunyai massa
jenis lebih dari 5 g/cm3 terletak di sudut kanan bawah sistem periodik. Logam
yang termasuk ke dalam golongan tersebut adalah kromium (Cr), tembaga (Cu),
besi(Fe), mangan (Mn), nikel (Ni), timbal (Pb) dan seng (Zn) (Firdaus. 2011).
Logam berat jarang sekali berbentuk atom sendiri di dalam air, tetapi biasanya
terikat oleh senyawa lain sehingga berbentuk molekul. Logam berat merupakan
senyawa kimia yang berpotensi menimbulkan masalah pencemaran
lingkungan.Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat dibagi menjadi
dua jenis yaitu logam berat esensial dan logam berat yang tidak esensial
(beracun).
Keberadaan logam berat esensial dalam jumlah
tertentu sangat dibutuhkan oleh setiap organisme hidup, seperti antara lain
Seng (Zn), Tembaga (Cu), Besi (Fe), Kobalt (Co) dan Mangan (Mn). Sebaliknya,
keberadaan logam berat tidak esensial dalam tubuh organisme hidup dapat
bersifat racun, seprti logam Merkuri (Hg), Cadmium (Cd), Timbal (Pb), Kromium
(Cr) dan lain-lain. Logam berat esensial meskipun dibutuhkan oleh setiap
organisme hidup, namundalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun
(Rahman, 2014 :13).
Penentuan tingkat
konsentrasi logam-logam Pb, Fe dan Zn antara lain dapat ditentukan dengan cuplikan
rambut, karena dalam tubuh manusia, logam-logam Pb, Fe dan Zn dalam bentuk
anorganik terdistribusi dalam jaringan lunak terutama ginjal dan hati, kemudian
akan mengalami redistribusi ke dalam tulang, gigi, dan rambut. Disamping itu
cuplikan rambut mempunyai beberapa keunggulan karena lebih mencerminkan tingkat
kontaminasi dalam jangka waktu yang lama.Mengingat alasan tersebut rambut lebih
banyak digunakan sebagai indikator akumulasi logam-logam berat, selanjutnya
rambut secara unik dapatdigunakan untuk rnembedakan kontaminasi internal dan
kontaminasi ekste:rnal. Rambut bagian dalam yang selalu tertutup oleh pakaian
hanya akanmencerminkan kontarninasi secara internal, sedangkan rambut kepala
menunjukkan kontaminasi internal dan eksternal.
Timbal adalah
logam lunak berwarna abu-abu kebiruan mengkilat sertamudah dimurnikan dari
pertambangan. Timbal meleleh pada suhu 328ºC (662º F); titik didih 1740º C
(3164º F); dan memiliki gravitasi 11,34 dengan berat atom 207,20 (Widowati
dkk..2008). Timbal terdapat dalam air dengan bilangan oksidasi +2, dan
dikeluarkan oleh sejumlah industri dan pertambangan.Timbal yang berasal dari
bahan bakar bertimbal merupakan sumber utama dari timbal di atmosfer dan
daratan yang kemudian dapat masuk ke perairan alami. Timbal yang berasal dari
batuan kapur dan galena (PbS) merupakan sumber timbal pada perairan alami
(Achmad, 2004).
Banyak industri
yang menjadi sumber pencemaran timbal (Pb) karena menggunakan timbal atau
persenyawaannya sebagai bahan baku diantaranya dalam industri pengolahan biji
timbal dan biji logam lainnya yang mengandung timbal seperti pabrik baterai dan
pabrik amunisi. Asap kendaraan yang menggunakan bensin sebagai bahan bakar
merupakan sumber utama pencemaran timbal. Tetra Etil Lead (TEL) merupakan
cairan tidak berwarna, stabil, beraroma kuat, tidak terdekomposisi oleh air dan
sangat beracun merupakan bahantambahan yang berfungsi sebagai antiknocking pada
bahan bakar kendaraan bermotor (Anggraini, 2014).
Kendaraan
bermotor yang mengggunakan bensin sebagai bahan bakar melepaskan timbal sekitar
1 juta kg per tahun.Timbal di udara yang berasal dari bahan bakar yang dalam
pembakarannya melepaskan timbal oksida berbentuk debu atau partikulat yang
dapat terhirup oleh manusia.Debu timbal juga dapat mengkontaminasi tanah
pertanian dan dapat mengkontaminasi sumber air. Debu timbal (Pb) menempel di
pintu atau jendela yang dapat terhirup ke dalam saluran pernapasan dan mask ke
dalam mulut. Konsentrasi timbal dilingkungan tergantung pada tingkat aktivitas
manusia misalnya di daerah industri, di jalan raya dan tempat pembuangan
sampah.Karena Pb banyak ditemukan diberbagai lingkungan maka timbal dapat
memasuki tubuh melalui udara, air minum, makanan dan tanah pertanian. Konsentrasi
timbal yang tinggi (100-1000 ppm) akan mengakibatkan pengaruh toksik pada
proses fotosintesis dan pertumbuhan (Widaningrum dkk, 2007).
.
.
.
.
.
.
UNDUH FULL MAKALAH >>>> ANALISA KANDUNGAN LOGAM PADA RAMBUT DENGAN AAS