PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
OLEH KELOMPOK VIII
·
YONDRIADI ( 15035049)
·
DICKO KHARISMA PUTRA (15036064)
·
FAUZAN SETIAWAN (15036066)
·
FAJRI RAHMAT SAPUTRA (15036092)
·
INDRILITA MAULIDYA (15042034)
·
DIANA RUMALA SARI (15052006)
DOSEN PEMBIMBING
………………………
MATA KULIAH PANCASILA
SEMESTER JULI-DESEMBER 2015
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji
syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan Karunia, Rahmat,
dan Hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
NASIONAL” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Pancasila.
Segala usaha telah kami kerahkan untuk menyusun makalah ini, Tidak lupa pula
saya ucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan tugas makalah ini. kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi serta
bermanfaat bagi pembacanya. Atas perhatian dan kesempatan kami ucapkan terima
kasih…
Padang,
21 September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................... iii
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... iii
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... iii
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................. iii
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................................. 1
A. Pengertian dan Makna Ideologi.......................................................................... 1
B. Fungsi Ideologi.................................................................................................... 3
C. Macam-macam Ideologi.................................................................................... .. 5
D. Pancasila Sebagai Ideologi.................................................................................. 9
E. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan
Ideologi-ideologi Lain...................... 10
F. Peranan dan Fungsi Ideologi Pancasila bagi
Bangsa Indonesia......................... 11
BAB
III PENUTUP......................................................................................................... 13
1. Kesimpulan.......................................................................................................... 13
2. Saran.................................................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pancasila
sebagai ideologi bangsa dan Negara Indonesia berkembang melalui suatu proses
yang cukup panjang. Pada awalnya secara kausalitas bersumber dari nilainilai
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu dalam adat-istiadat, serta dalam
agama-agama bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup bangsa. Oleh karena itu
nilai-nilai Pancasila berasal dari nilai-nilai pandangan hidup bangsa telah
diyakini kebenarannya kemudian diangkat oleh bangsa Indonesia sebagai dasar
filsafat Negara dan kemudian menjadi ideologi bangsa dan Negara.
1.2.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik
beberapa rumusan masalah, yaitu:
1.
Apa itu ideologi?
2.
Apa-apa saja fungsi dari ideologi?
3.
Apa-apa saja macam-macam dari ideologi?
4.
Bagaimana pancasila sebagai ideologi?
5.
Bagaimana perbandingan ideologi pancasila dengan ideologi lain?
6.
Bagaimana peranan dan fungsi ideologi pancasila bagi bangsa Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan masalah yang dihadapi maka makalah ini
bertujuan untuk:
1.
Mengetahui maksud dari ideologi.
2.
Mengetahui fungsi dari ideologi.
3.
Mengetahui macam-macam ideologi.
4.
Mengetahui pancasila sebagai ideologi.
5.
Mengetahui perbandingan ideologi pancasila dengan ideologi lain.
6.
Mengetahui peranan dan fungsi ideologi pancasila bagi bangsa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN MAKNA IDEOLOGI
Istilah ideologi
berasal dari kata “idea” dan “logos”. Idea berarti
gagasan, konsep, pengertian dasar, ide-ide dasar, cita-cita. Kata idea berasal
dari bahasa Yunani, eidos yang berarti bentuk atau idein yang
berarti melihat. Idea dapat diartikan sebagai cita-cita, yaitu cita-cita
yang bersifat tetap dan akan dicapai dalam kehidupan nyata. Dengan demikian,
cita-cita ini pada hakikatnya merupakan dasar, pandangan, atau paham yang
diyakini kebenarannya. Sedangkan logos berarti ilmu. Secara harfiah,
ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide (the science of ideas),
atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar.
Istilah
“ideologi” pertama kali dilontarkan oleh seorang filsuf Perancis, Antoine
Destutt de Tracy pada tahun 1796 sewaktu Revolusi Perancis tengah menggelora. Tracy
menggunakan istilah ideologi guna menyebut suatu studi tentang asal mula,
hakikat, dan perkembangan ide-ide manusia, atau yang sudah dikenal sebagai “Science
of Ideas”. Gagasan ini diharapkan dapat membawa perubahan institusional
dalam masyarakat Perancis.
Keampuhan
ideologi bergantung pada rangkaian nilai yang dikandungnya yang dapat memenuhi
dan menjamin segala aspirasi dalam kehidupan manusia. Dengan demikian, ideologi
memiliki sifat futuristik, dalam artian, ideologi merupakan suatu konsep yang
mendalam mengenai kehidupan yang dicita-citakan serta yang ingin diperjuangkan
dalam kehidupan nyata.
Menurut beberapa
ahli politik serta pengertian
menurut beberapa kamus, ideologi mempunyai beberapa pengertian sebagai berikut:
1. Menurut Soerjanto Poespowardojo, Ideologi adalah
prinsip untuk mendasari tingkah laku seseorang atau suatu bangsa dalam
kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan.
2.
Menurut Sumarno,
Ideolodi adalah kestuan gagasan fundamental dan sistematis yang menyeluruh
tentag kehidupa manusia.
3.
Menurut Krech,
Crutchfield, dan Ballachey Ideologi adalah doktrin-doktrin pemikiran atau cara berpikir seseorang atau lainnya.
4.
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia Ideologi adalah himpunan nilai, ide, norma, kepercayaan,
dan keyakinan yang dimiliki seseorang atau sekelompok oramg yang menjadi dasar
dalam menentukan sikap terhadap kejadian dan problem politik yang dihadapinya
dan yang menentukan tingkah laku politik.
5.
Menurut The
Advanced Learner’s Dictionary Ideologi adalah suatu sistem pemikiran yang telah
dirumuskan untuk teori politik dan ekonomi.
6.
Menurut Webster
New Collegiate Dictionary Ideologi adalah cara hidup atau tingkah laku atau
hasil pemikiran yang menunjukkan sifat-sifat tertentu pada seorang individu
atau suatu kelas atau pola pemikiran mengenai pengembangan pergerakan atau
kebudayaan
7.
Menurut Koento
Wibisono, bila diteliti dengan cermat terdapat kesamaan dari semua unsur ideologi.
Kesamaan-kesamaan
tersebut adalah, Pertama, Keyakinan, berarti dalam setiap ideologi
selalu memuat gagasan-gagasan vital dan konsep-konsep dasar yang menggambarkan
seperangkat keyakinan. Seperangkat keyakinan tersebut diorientasikan pada
tingkah laku atau perbuatan manusia sebagai subjek pendukungnya untuk mencapai
suatu tujuan yang dicita-citakan. Kedua, Mitos, berarti setiap ideologi
selalu memitoskan sesuati ajaran secara optimistikdetermistik. Artinya,
mengajarkan bagaimana ideologi pasti akan dicapai. Ketiga, Loyalitas,
berarti dalam setiap ideologi selalu menuntut adanya loyalitas serta
keterlibatan optimal dari para pendukungnya.
Dalam
memahami ideologi dan ideologi politik tidaklah cukup hanya melihat dari sosok
pengertiannya, atau hanya berangkat dari definisidefinisi yang telah
dikemukakan oleh para ahlinya. Oleh karena itu, meskipun secara elementer akan
dipaparkan beberapa karakteristik ideologi sehingga upaya memahami makna suatu
ideologi dapat dilakukan lebih mudah. Makna suatu ideologi dapat ditemukan dari
karakteristiknya. Menurut Soegito, dkk. (2003) beberapa karakteristik suatu
ideologi, antara lain:
1. Ideologi seringkali muncul dan berkembang dalam
situasi krisis
2. Ideologi merupakan pola pemikiran yang sistematis
3. Ideologi mempunyai ruang lingkup jangkauan yang
luas, namun beragam
4. Ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan
panutan
B. FUNGSI IDEOLOGI
Ideologi
juga bisa memainkan fungsinya dalam mengatur hubungan antara manusia dan
masyarakat. Setiap kehidupan masyarakat pasti mengharapkan setiap anggotanya
dapat terlibat dan tercakup di dalamnya. Untuk itu, ideologi dapat membantu
anggota masyarakat dalam upaya melibatkan ciri dalam berbagai sektor kehidupan
di samping fungsinya yang sangat umum, ideologi juga memiliki fungsi yang
khusus sifatnya, seperti:
1. Ideologi Berfungsi
Melengkapi Struktur Kognitif Manusia
Sebagai
sistem panutan, ideologi pada dasarnya merupakan formulasi ide atau gagasan
melalui mana manusia dapat menerima, memahami, dan sekaligus menginterpretasikan
hakikat kehidupan ini. Realitas kehidupan yang sangat kompleks dapat dibuat lebih
jelas, lebih memenuhi harapan, dan lebih berarti oleh sebuah ideologi.
Orientasi kognitif dari suatu ideologi dapat membantu untuk menghindarkan diri
dari sikap ambiguitas, sekaligus memberikan kepastian dan rasa aman dalam
mengarungi kehidupannya. Jika manusia melihat ada kekuasaan atau kekuatan yang
sulit diprediksikan, maka ideologilah ide satu-satunya tempat berlindung.
2. Ideologi Berfungsi Sebagai Panduan
Sebagai
suatu panduan, ideologi mencanangkan seperangkat patokan tentang bagaimana
manusia seharusnya bertingkah laku, di samping tujuan dan cara mencapai tujuan
itu. Seiring dengan fungsinya, ideologi menyajikan saluran-saluran yang dapat
dipakai untuk mewujudkan ambisi pribadi atau kelompok, hak dan kewajiban, dan
parameter yang menyangkut harapan pribadi dan anggota masyarakat. Ideologi juga
dapat memberikan batasan tentang kekuasaan, tujuan, dan organisasi yang
berkaitan dengan masalah-masalah politik. Dengan demikian fungsi ideologi bagi
suatu negara bukan sekedar sebagai standar pertimbangan dalam memilih berbagai
alternatif,melainkan menyertakan “a sense of self-justification”,
caracara mengevaluasi tingkah laku para anggotanya, dan memberikan kerangka landasan
bagi legitimasi politik (kekuasaan).
3. Ideologi Berfungsi
Sebagai Lensa
Ideologi
dapat berfungsi sebagai lensa, melalui mana seseorang dapat melihat dunianya;
sebagai cermin, melalui mana seseorang dapat melihat dirinya; dan sebagai
jendela, melalui mana orang lain bisa melihat diri kita. Ideologi merupakan
salah satu alat bagi seseorang atau bangsa untuk mengenal dan melihat dirinya
sendiri, dan mengharapkan orang lain untuk bisa melihat dan menginterpretasikan
tindakanna yang didasarkan atas ideologinya. Dengan demikian, ideologi
merupakan potret diri pribadi, kelompok atau masyarakat yang sangat
impresio-nistis. Ideologi dapat memberikan gambaran tentang manusia dan
masyarakat yang diharapkan. Inilah fungsi penting ideologi bagi suatu bangsa dan
negara.
4. Ideologi Berfungsi Sebagai Kekuatan Pengendali
Konflik
Dalam
level personal, ideologi dapat membantu setiap individu dalam mengatasi konflik
yang terjadi dalam dirinya sendiri ataupun dalam
hubungannya dengan orang lain. Di
sisi lain, ideologi dapat mengikat kebersamaan dengan cara mengintegrasikan
berbagai aspek kehidupan individu. Dalam kehidupan masyarakat, ideologi juga
dapat berfungsi membatasi terjadinya konflik. Guna menjaga kontiunitas dan
usahausaha bersama, suatu masyarakat tidak saja memerlukan pengendalian
konflik, tetapi juga memerlukan adanya integrasi secara politis dari para
anggotanya.
Melalui
ideologi setiap anggota masyarakat mampu mengetahui ide, cita-cita, tujuan atau
harapan-harapan dari masyarakat. Kemudian uraian Poespowardoyo (1992)
mengemukakan bahwa ideologi mempunyai beberapa fungsi, yaitu memberikan:
1. Struktur kognitif, ialah keseluruhan pengetahuan
yang dapat merupakan landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan
kejadian-kejadian dalam alam sekitarnya.
2. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan
makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
3. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi
seseorang untuk melangkah dan bertindak.
4. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan
identitasnya.
5. Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong
seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
6. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk
memahami, menghayati, serta memolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi
dan norma-norma yang terkandung di dalamnya.
Dengan demikian
fungsi-fungsi ideologi dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Etika bagi pelaksanaan kekuasaan/kewenangan negara.
2. Dasar bagi persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Asas yang harus ditaati dan dipatuhi dalam
pelaksanaan pemerintahan serta hubungan-hubungan antara yang memerintah dengan
(rakyat) yang diperintah. (Jika terdapat penyimpangan dalam hal ini, maka
ideologi dapat digunakan sebagai dasar untuk meluruskan penyimpangan itu).
4. Penegasan bagi fungsi negara yang diemban oleh
pemerintah.
5. Pedoman bagi pilihan kebijakan dan kegiatan politik.
C. MACAM-MACAM IDEOLOGI
Suatu
ideologi pada suatu bangsa pada hakikatnya memiliki ciri khas serta karakteristik masing-masing sesuai
dengan sifat dan ciri khas bangsa itu sendiri. Namun demikian dapat juga
terjadi bahwa ideologi pada suatu bangsa, datang dari luar dan dipaksakan
keberlakuannya pada bangsa tersebut sehingga tidak mencerminkan kepribadian dan
karakteristik bangsa tersebut. Ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan
Negara Indonesia berkembang melalui suatu proses yang cukup panjang. Pada
awalnya secara kausalitas bersumber dari nilainilai yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia yaitu dalam adat-istiadat, serta dalam agama-agama bangsa Indonesia
sebagai pandangan hidup bangsa. Oleh karena itu nilai-nilai Pancasila berasal
dari nilai-nilai pandangan hidup bangsa telah diyakini kebenarannya kemudian diangkat
oleh bangsa Indonesia sebagai dasar filsafat Negara dan kemudian menjadi
ideologi bangsa dan Negara.
Oleh
karena itu ideologi Pancasila, ada pada kehidupan bangsa dan terlekat pada kelangsungan
hidup bangsa dalam rangka bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
1. Ideologi
Fasisme
Prof.
Dr. William Eberstein mengemukakan unsur-unsur ajaran Fasisme sebagai berikut:
1. Tidak mempercayai pikiran (the distrust of
reason)
2. Menyanggah persamaan dasar manusia (the denial of
basic human equality)
3. Etika tingkah laku didasarkan atas kebohongan dan
kekerasan (code of behaviour on lies and violence)
4. Pemerintahan dilakukan oleh golongan elite (government
by elite)
5. Totalitarianisme (totaliterianism)
6. Rasialisme dan imperalisme (racialism and imperialism)
2. Ideologi
Komunis
Dalam
mewujudkan masyarakat komunis, menurut Sosronegoro (1984) digunakan beberapa
prinsip pelaksanaan yang merupakan ciri-ciri pokok yaitu:
a. Sistem Totaliter
Sistem
totaliter mengandung ciri antara lain:
a. Semua bidang kegiatan manusia seperti politik,
ekonomi, sosial, agama, kebudayaan, dan pendidikan di dominasi oleh negara.
b. Sistem komunis menolak konsep Kristen, Yahudi,
Islam, dan agama-agama lain bahwa manusia itu diciptakan oleh Tuhan.
Kepercayaan agama dinilai tidak ilmiah dan Tuhan sebenarnya tidak ada.
c. Semua masalah dan bentuk penyelesaiannya
disederhanakan dan dipersempit sesuai dengan prinsip tunggal yaitu kelas.
d. Sistem komunis merupakan sistem pemerintahan
kediktatoran proletariat demokratis karena mayoritas rakyat (proletariat)
berpartisipasi secara aktif dalam politik atau memperoleh kebebasan.
b. Sistem Pemerintahan
Kediktatoran Satu Partai
Sistem
ini mengandung ciri antara lain:
a. Sistem komunis hanya mengenal satu partai yaitu
Partai Komunis.
b. Sistem komunis tidak mengenal adanya
kelompok-kelompok kecuali satu kelompok yang mendukung pemerintah.
c. Propaganda dan kekerasan digunakan untuk mencapai
tujuan.
d. Sistem pemerintahan komunis adalah kediktatoran satu
partai, yaitu semua organ pemerintahan (eksekutif, administratif, legislatif
dan yudikatif) berfungsi untuk kepentingan pemerintah yang telah dirumuskan
oleh Partai Komunis.
c. Sistem Ekonomi Negara
Sistem
ini antara lain memiliki ciri-ciri antara lain:
a. Kegiatan ekonomi ditentukan dan dikuasai oleh
negara. Negara menghapus hak-hak perseorangan atas alat-alat produksi dan
ekonomi pasar.
b. Ekonomi komunis adalah ekonomi pemerintah yang
bersifat totaliter dan putusan-putusan ekonomi dibuat oleh negara.
c. Semua harta kekayaan (tanah, kekayaan mineral, air,
hutan, pabrik, tambang, transportasi, bank, komunikasi, perusahaan pertanian,
rumah-rumah kediaman dan lain sebagainya) merupakan milik negara.
d. Semua penduduk (kota dan desa) harus bekerja untuk
Negara atas perintah negara atau Partai Komunis.
e. Warga negara/individu merupakan alat untuk mencapai
tujuan negara.
d. Sistem Sentralisme
Demokratis
Sistem
ini antara lain memiliki ciri-ciri antara lain:
a. Negara yang demokratis adalah negara yang mencampuri
masalah-masalah ekonomi dan sosial supaya menguntungkan rakyat.
b. Bahwa pemimpin-pemimpin dipilih oleh rakyat. Suatu
usaha menentang keputusan-keputusan pemimpin dipandang sebagai pengkhianatan.
c. Brezhnev menamakan sentralisme demokratis sebagai
pendapat bebas dalam memutuskan persoalan-persoalan dan disiplin besi setelah
keputusan diambil.
3. Ideologi
Liberal
Secara
etimologis liberal berasal dari kata liber (bahasa Latin) yang berarti free/bebas.
Selanjutnya liberal berarti tidak dibatasi atau tidak terikat oleh
ajaran-ajaran yang telah ada dalam filsafat politik atau agama atau bebas dalam
pendapat. Pendapat lain menyatakan bahwa pokok-pokok ideologi liberal, seperti
dikemukakan oleh Sukarna (1981), antara lain adalah:
a. Percaya terhadap Tuhan sebagai pencipta.
b. Percaya terhadap persamaan dasar semua manusia.
c. Memperlakukan pemikiran orang lain secara sama.
d. Pemerintahan dilakukan dengan persetujuan yang
diperintah.
e. Pemerintahan berlandaskan hukum.
f. Mementingkan individu.
g. Negara adalah alat.
h. Menolak dogmatisme.
Jadi
bisa dikatakan bahwa liberalisme adalah suatu ideologi atau ajaran tentang
negara, ekonomi dan masyarakat yang mengharapkan kemajuan di bidang budaya,
hukum, ekonomi dan tata kemasyarakatan atas dasar kebebasan individu yang dapat
mengembangkan bakat dan kemampuannya sebebas mungkin. Liberalisme ekonomi
mengajarkan kemakmuran orang perorang dan masyarakat seluruhnya diusahakan
dengan memberi kesempatan untuk mengejar kepentingan masing-masing dengan
sebebas-bebasnya.
4. Ideologi
Islam
Ideologi
adalah suatu sistem politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan berdasarkan kepada
hasil pemikiran manusia sendiri, maka dapat dikatakan bahwa Islam itu bukan
ideologi karena agama Islam berdasarkan Al Qur'an yakni wahyu Allah SWT. Hanya
dapat dikatakan bahwa dalam Islam terkandung adanya unsur-unsur untuk dijadikan
bahan dalam ideologi. Pokok-pokok ideologi dalam Islam adalah:
a.
Percaya kepada
hanya satu Tuhan.
b.
Persatuan dan
kesatuan
c.
Musyawarah dan mufakat.
d.
Memegang
persamaan dasar manusia.
e.
Etika tingkah
laku didasarkan atas kerja sama.
f.
Memegang/menegakkan
keadilan.
D. PANCASILA
SEBAGAI IDEOLOGI
Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup sekaligus juga sebagai ideologi
negara. Sebagai ideologi negara berarti bahwa Pancasila merupakan gagasan dasar
yang berkenaan dengan kehidupan negara. Sebagaimana setiap ideologi memiliki
konsep mengenai wujud masyarakat yang di cita-citakan, begitu juga dengan
ideologi Pancasila. Masyarakat yang di cita-citakan dalam ideologi Pancasila
ialah masyarakat yang dijiwai dan mencerminkan nilai-nilai dasar yang
terkandung dalam pancasila, yaitu masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan serta bertoleransi, menjunjung tiggi nilai-nilai kemanusiaan, masyarakat
yang bersatu dalam suasana perbedaan, berkedaulatan rakyat dengan mengutamakan
musyawarah, serta masyarakat yang berkeadilan sosial. Hal itu berarti bahwa
pancasila bukan hanya sesuatu yang bersifat setatis melandasi berdirinya negara
Indonesia, akan tetapi pancasila juga membawakan gambaran mengenai wujud
masyarakat terteentu yang diinginkan serta prinsip-prinsip dasar yang harus
diperjuangkan untuk mewujudkanya.
Pancasila
sebagai ideologi negara membawakan nilai-nilai tertentuyang digali dari realitas
sosio budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu maka ideologi pancasila
membawakan kekhasan tertentu yang membedakannya dengan ideologi lain. Kekhasan
itu adalah keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa, yang membawa konsekuensi
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian juga penghargaan
akan harkat dan martabat kemanusiaan, yang diwujudkan dengan penghargaan
terhadap hak asasi manusia dengan memperhatikan prinsip keseimbangan antara hak
dan kewajiban. Kekhususan yang lain adalah bahwa ideologi Pancasila menjunjung
tinggi persatuan bangsa itu diatas kepentingan pribadi, kelompok, atau
golongan. Berikutnya dalah kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang
didasarkan pada prinsip demokrasi dengan penentuan keputusan bersama yang
diupayakan sejauh mungkin melalui musyawarah untuk mencapai kata mufakat. Satu
hal lagi yaitu keinginan untuk mewujudkan keadilan dalam kehidupan bersama
seluruh masyarakat Indonesia.
Ideologi
dapat dibedakan atas beberapa macam. Perbedaan tersebut selain disebabkan
karena sudut pandang yang berbeda tetapi juga disebabkan karena perbedaa substansi
ideologi tersebut. Dilihat dan sudut sifatnya, ideologi dapat
dibedakan atas ideologi terbuka dan ideologi tertutup. Jika dilihat dari ruang
lingkup atau cakupannya ideologi dapat dibedakan atas ideologi komprehensif dan
ideologi particular Selanjutnya diihat dari sudut substansinya, ideologi dapat
pula dibedakan atas: liberalisme, sosialisme, komunisme, sekulerisme, dan
ideologi-ideologi keagamaan.
E.
PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN IDEOLOGI-IDEOLOGI LAIN
Suatu
ideologi pada suatu bangsa pada hakikatnya memiliki ciri khas serta
karakteristik masimg-masing sesuai dengan sifat dan ciri khas bangsa itu
sendiri. Namun demikian itu dapat terjadi bahwa ideologi pada sesuatu bangsa
datang dari luar dan dipaksakan keberlakuaannya pada bangsa tersebut sehinga
tidak mencermikan kepribadian dan karekteristik tersebut.
Ideologi
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berkembang melalui suatu
proses yang cukup panjang. Pada awlanya secara kausalitas bersumber dari
niali-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu dalam adat-istiadat,
serta dalam agama-agama bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup bangsa.
Ideologi Pancasila berbeda dengan ideologi liberalisme, komunisme, sekulerisme,
dan ideologi-ideologi keagamaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam
beberapa hal berikut ini ;
1. Dalam sejarah kelahirannnya Pancasila digali dan
nilai-nilai sosiai budaya bangsa Indonesia, sehingga Pancasila merupakan
kristalisasi dan nilai-nilai sosial budaya bangsa Indonesia. Pancasila
dirancang dan dirumuskan dalam suatu proses oleh para pendiri negara Indonesia
merdeka
2. Ideologi Pancasila mengarah kepada keseimbangan
antara kepentingan kehidupan duniawi dengan kehidupan akhirat, antara
kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat. Ideologi lain cenderung
kepada salah satu aspek kehidupan saja, misalnya liberalisme lebih mengutamakan
kebebasan individu, komunisme mengutamakan masyarakat dan kurang memperhatikan
hak-hak individu. Sekularisme memisahkan kehidupan agama dengan kehidupan
negara yang berarti mengutamakan duniawi. Ideologi agama dapat diterima oleh
penganut agama yang bersangkutan, tetapi kurang diterima oleh penganut agama
lain. Jadi, ideologi keagamaan sukar diterapkan dalam masyarakat yang menganut
berbagai agama.
3. Dalam bidang ekonomi, ideologi Pancasila menghendaki
kesejahteraan bersama dengan mengakui hakhak individu dan berasaskan
kekeluargaan. Liberalisme menuju kepada kapitalisme, komunisme berusaha mewujudkan
sama-rata sama rasa. Hak-hak individu diserahkan kepada negara dan negara yang
mengaturnya
4. Ideologi Pancasila bersifat terbuka, sedangkan
ideologi lain tertutup.
5. Ideologi Pancasila melindungi semua penganut agama
dan memberikan jaminan terhadap agama yang bersangkutan untuk eksis dalam
negara. Liberalisme menyerahkan semua urusan agama kepada individu. Komunisme
tidak mengakui agarna bahkan agama dianggap racun dalam kehidupan masyarakat.
Sekularisme memisalkan urusan agama dengan urusan negara.
6. Ideologi Pancasila berusaha mewujudkan masyarakat
Pancasila yaitu masyarakat yang menjiwai dan mengamalkan rulai-nilai Pancasila,
liberalisme melahirkan individualisme, dan komunisme ingin mewujudkan
masyarakat komunis.
F.
PERANAN DAN FUNGSI IDEOLOGI PANCASILA BAGI BANGSA INDONESIA
Sebagai
ideologi, Pancasila memiliki peranan dan fungsi yang sangat penting bagi bangsa
Indonesia. Pada konteks ini, Pancasila sebagai ideologi negara kemudian
menentukan eksistensi kenegaraan Indonesia. Ideologi Pancasila menjadi
identitas bagi negara Indonesia pada pembentukan negara dan relasinya dengan
negara-negara lain sehingga menghilangkan Pancasila berarti menghilangkan
eksistensi negara Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sebagai sumber motivasi, Pancasila memberikan semangat pada berbagai aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila menjadi motivasi utama
dan cita-cita arah perjalanan negara dan bangsa. Oleh karenanya paradigma
pembangunan dan paradigma pada aspek bernegara lainnya harus bersumber dari dan
untuk mencapai realisasi dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Pancasila
sebagai ideologi nasional mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Secara
umum, peran ideologi Pancasila bagi bangsa Indonesia dapat dikembangkan sebagai
berikut:
a. Sebagai identitas yang menentukan eksitensi bangsa
Indonesia.
b. Sebagai arah dan tujuan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
c. Sebagai sumber motivasi praktek kehidupan bernegara
bangsa Indonesia
d. Sebagai sumber kekuatan untuk mengaja integrasi
nasional.
e. Sebagai pedoman untuk menjawab tantangan dan
hambatan dalam kehidupan nyata;
f. Sebagai pokok fundamental dan normatif pada
kehidupan bernegara.
g. Sebagai standar moral martabat bangsa.
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Pancasila
sebagai ideologi lahir semenjak bangsa Indonesia ada, dan pada kenyataannya
ideologi ini adalah ideologi yang mampu menjaga kesatuan bangsa kita yang
mempunyai beragam suku dan budaya. Ideologi pancasila merupakan filter bagi
kita untuk memandang ideologi-ideologi lain apakah itu sesuai atau tidak dengan
kehidupan bangsa kita, serta ideologi pancasila sebagai ideologi terbuka
memberikan peluang kita mengikuti setiap perkembangan zaman.
2.
Saran
Sebagai warga
negara yang baik sudah sewajarnya kita mengetahui apa ideologi kita sebagai
bangsa Indonesia. Oleh karena itu kita harus benar-benar yakin pada pancasila
sebagai ideologi, karena pancasila tidak membawa bangsa kita kedalam kehancuran
namun masih mampu bertahan dalam menghadapi kemajuan zaman.
DAFTAR
PUSTAKA
Alfian.
(1992). Pancasila sebagai Ideologi dalam Kehidupan Politik, dalam Oesman, Alfian (ed), Pancasila sebagai
Ideologi, Jakarta: BP-7 Pusat.
Darji
Darmodiharjo dkk. (1979 dan 1991). Santiaji Pancasila.Surabaya: Usaha
Nasional.
Kaelan,
M.S. dkk. (2002, 2003, 2008). Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:
Paradigma.
Moelion,
Anton, dkk. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.
Pranarka.
(1987). Kesinambungan Penataan dan Ideologi, dalam Analisa, No. 9.
Jakarta: CSIS.
Sosronegoro,
Herqutanto. (1984). Beberapa Ideologi dan Implementasinya dalam Kehidupan
Kenegaraan.Yogyakarta:Liberty.
Syahrial
Syarbaini. (2001). Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Jakarta: Ghalia
Indonesia.